Kamis, 19 April 2012

Uang Kembalian = Permen


“Maaf mbak, tidak ada uang kecil”, sambil memberikan beberapa permen plus senyum manis. Apakah sebuah permintaan yang harus dimaafkan ??? hmmmm... rasanya gak pengen maafin. Hampir semua dari kita yang pernah berprofesi jadi pembeli *mank ada* pernah merasakan manisnya senyuman dan permen *mank sama manis*.
Kadang aku berfikir untuk apa permen ini, toh aku juga gak suka, satu demi satu terkumpul tak ada gunanya. Wah, kayaknya kumpulan permen ini boleh ditukar ma barang yang ada di toko itu. Ide cemerlang muncul,tapi.............. apa boleh ??? Harusnya boleh...
Pembeli adalah raja, tu kata orang-orang. Tapi kenapa hak kita selalu diabaikan. Hati kecilku berontak, mana hakku yang seharusnya dapat uang kembalian? Kenapa harus selalu permen n permen ? apa memang recehan sudah jadi barang yang langka ? *museum uang receh* ataukah mereka memang dengan sengaja ingin mendapatkan keuntungan yang lebih ? *rakus dunk*
Hukum ekonomi *moga benar* berkata, “dengan pengeluaran yang sekecil-kecilnya dapat menghasilkan yang sebanyak-banyaknya”. It’s okey, pedagang yang menang n aku mengalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar